Selamat Tinggal BlackBerry Messenger

Selamat Tinggal BlackBerry Messenger

Kamis malam, 18 April 2019 sekitar pukul 21:45 WIB, seperti biasa, setelah sampai kantor, saya browsing beberapa situs untuk mengetahui informasi sekitar dan cukup kaget ketika membaca judul artikel di atas. Setelah memastikan ke situs resminya, memang berita tersebut benar. Berikut beberapa screen shoot dari situs https://blog.bbm.com/2019/04/18/time-to-say-goodbye-english-version/.

 

 

BlackBerry (BB) mempunyai kisah nostalgia sendiri buat saya. Pertama kalinya saya menyentuh perangkat BB sekitar tahun 2008, yaitu BB Bold 9000 yang masih menggunakan trackball, milik atasan yang ingin disetting email dan diaktifkan BlackBerry Messenger (BBM). Memang saat itu, dari beberapa perangkat yang pernah saya coba, hanya BB yang boleh dikatakan paling sukses dalam layanan push email.

Tahun 2010, barulah saya pertama kalinya mempunyai BB sendiri, yaitu BB Torch 9800, harga saat itu sekitar 5 juta rupiah. Saya mempunyai alasan kenapa baru membeli BB saat itu, karena adanya keyboard fisik dan layar sentuh dalam 1 perangkat. Sebelum membeli BB tersebut, saat itu saya masih mempunyai Nokia C6, yang mempunyai layar sentuh dan keyboard fisik juga, hanya beda model gesernya saja. Handphone yang menggunakan keyboard fisik saat itu masih merajai dibanding layar sentuh, jadi perlu sedikit adaptasi untuk perubahan tersebut.

PING PING PING, bunyi yang sangat khas dari BB, yang mungkin sampai sekarang masih ada yang menggunakannya di WA, tetapi hanya P P P saja. Belum adanya privasi saat itu, sehingga ada yang seperti 1 tahun lamanya menunggu jawaban yang statusnya sudah R, hehehe.

Cukup puas saya memakai BB tersebut, hingga akhirnya BB mengeluarkan perangkat tablet untuk meramaikan pasar dari pesaing lainnya. BB Playbook (PB) 16 GB jatuh ke tangan saya setahun kemudian. Alasan saya membeli PB ya karena bisa disambungkan dengan BB, cukup mudah untuk melakukan BBM dari PB ini. Entah setelah beberapa kamera PB mengalami kerusakan, sehingga cukup mengganggu dan tidak adanya update dan dukungan lagi untuk perangkat tersebut, hingga akhirnya saya memuseumkan lebih dahulu perangkat ini.

Berikut tampilan Nokia C6, BB dan BP yang saya temukan kembali setelah sekian lama tersimpan, selamat tinggal kawan, terima kasih telah menemani perjalanan komunikasi saya, hehehe.

 

Terima Kasih Barapi

Terima Kasih Barapi

6 Oktober 2018, Barapi memposting tampilan berikut di IG-nya, yang dimana saya menjadi salah satu follower-nya (dibacanya kurang enak jika ditulis “pengikut”, mohon dimaklumi ya). Saya coba mengikuti S&K tersebut, ya pastinya dengan harapan menang, lumayankan kado makan malam gratis.

Alhamdulillah, memang sudah rejekinya, foto saya terpampang juga sebagai pemenang dan sebagai kado ulang tahun pastinya.

Oh iya, sekedar info, Barapi adalah restoran yang menyajikan steak dan semacamnya. Saya mengetahuinya karena rute jalan kerja saat itu dan tentunya juga karena adanya papan info di depannya yang sering memberikan info promo.

Saya lupa tepatnya kapan pertama kali ke sini. Terlihat dari tampak depan, sepertinya tempatnya tidak terlalu luas dan benar dugaan saya, ketika pertama kali masuk ke dalam setelah melalui kasir, tampak sekitar kurang lebih 7 meja dengan ukuran berbeda, untuk berdua dan berempat, jika lebih ? ya tinggal menggabungkan saja meja tersebut.

Bagi kalian yang lokasinya berdekatan, silakan mampir untuk mencoba kelezatan burger dan steaknya. Sukses selalu Barapi. Terima kasih.

 

Terima Kasih Panasonic

Terima Kasih Panasonic

Yah, TV-nya gak nyala !!! padahal semalam normal, apa karena nonton filmnya dari USB ya ? Itulah sekilas info dari istri ketika ingin menonton TV dan dugaan saya perihal tersebut. Yup, tidak ada lampu indikator orange standby yang menyala, saya telah mencoba cabut dan pasang ulang kabel power, hanya lampu indikator kuning berkedip sekali setelah itu mati. Istri saya mengatakan paginya si F2 ada utak-atik di sekitar belakang TV. Saya saat itu tidak ada curiga apapun dengan tingkah lakunya mengingat TV tersebut terpasang di dinding, so apa yang mau diutak-atik sama dia.

Akhirnya saya coba lepas dari dinding dan tempatkan sementara dilantai sambil coba penanganan lebih lanjut dan akhirnya masih nihil. Akhirnya saya hubungi 0804-111-1111, prosesnya tidak terlalu lama untuk mendatangkan teknisi, sekitar 1-2 hari kedepan dengan biaya Rp. 100.000 karena sudah tidak bergaransi, jika memang benar, saya acungkan jempol untuk Panasonic. Jika ingin membaca alasan saya memilih Panasonic, silakan baca di sini.

Tidak ada kabar dalam hari pertama dan barulah saya dihubungi teknisi sekitar pukul 11 pagi dan dijanjikan akan tiba sekitar pukul 3 sore. Karena saya saat itu sedang libur jadi tidak ada masalah dengan waktu tersebut, namun jika tidak bisa, seharusnya bisa dijadwalkan ulang. Sekitar pukul 15:30 WIB, 2 teknisi tiba di rumah dan langsung melakukan pengecekan, hasil sementara sama dengan pengecekan saya di atas sebelumnya.

Dalam 5 menit kurang, TV saya sudah terbongkar bagian belakangnya, dibantu Multimeter Analog tidak ditemukan gejala kerusakan namun teknisi menduga ada kerusakan di mainboardnya. Berapa harganya Pak ? Sekitar 1.5 juta katanya, wow kepala langsung dikelilingi bintang kejora. Saya belum ambil keputusan untuk itu dan komponen TV pun dipasangkan seperti semula, karena tidak ditemukan indikasi kerusakan, jadi ingin dicoba kembali dan alhamdulillah bisa menyala. Diinfokan oleh teknisi pertama yang sepertinya “beruntung” menemukan kendala tersebut ketika proses pemasangan kembali, yaitu disebabkan oleh tombol power di posisi belakang dalam kondisi mati dan benar ketika dicoba kembali hasilnya memang seperti kondisi di atas, teknisi kedua juga bingung seperti saya, “jika memang tombol dalam posisi mati, kenapa indikator hanya berkedip sekali lalu mati ?” ternyata jika tidak dalam posisi siaga alias dimatikan, akan seperti itu hasilnya.

Usut punya usut, kemungkinan benar seperti info istri di awal, 99% pelakunya adalah F2, karena hanya tangan imut dia yang bisa menyelinap antar celah tersebut, andai saat ini dia sudah bisa bicara, mungkin akan dibuat pengakuan, hahaha. So setelah dilakukan pengecekan ulang, akhirnya TV saya bisa dipergunakan kembali.

Dalam hal ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua teknisi tersebut (maaf, saya lupa namanya) dan CS bernama Yuni yang telah membantu saya, semoga Panasonic bisa mempertahankan pelayanan cepat ini kepada pelanggannya. Terima kasih Panasonic.

 

Bila Nanti Saatnya Telah Tiba

Bila Nanti Saatnya Telah Tiba

No no no..judul di atas bukanlah sebuah penggalan lagu yang sedang sering diputar saat ini (Akad) dan ini adalah…

Saya tersadar kembali ketika sedang memakaikan baju anak ke 2 setelah mandi dan saat itu ada abangnya di samping. Sekitar 1-2 tahun lalu, ketika melakukan hal yang sama, abang selalu diam saja ketika dipilihkan pakaian, namun setelah mengenal pakaian, terkadang dia bilang “abang gak mau pakai baju itu..maunya baju merah” atau dia berlari ketika mau dipakaikan baju sehingga terjadilah kejar-kejaran hehehe. Hal tersebut kemungkinan juga akan terjadi pada adiknya bila nanti saatnya telah tiba.

Ya ya ya..bila nanti saatnya telah tiba semua akan berubah seiring perjalanan waktu. Paragraf di atas hanya sebagai contoh saja, dan ketika mereka sudah mulai mengerti maka kemungkinan akan terjadi hal berikut :

Bila nanti saatnya telah tiba..mereka akan sekolah untuk pertama kali dengan seragam imutnya. Saya masih ingat ketika SD dimana botol minum selalu ketinggalan di kelas ketika pulang, ternyata bukan orang tua saja yang pelupa, anak SD pun mengalaminya, hehehe.

Bila nanti saatnya telah tiba..mereka akan meminta privasi sendiri. Hal ini terjadi biasanya ketika remaja dan mulai mengenal pergaulan. Hmmm waktu remaja alhamdulillah jadi anak baik (klo gak salah ingat loh ya) :) ya sekalipun nakal juga nakal anak cowo yang masih wajarlah. Semoga kalian lebih baik dari ayah ya Nak..muachh.

Bila nanti saatnya telah tiba..mereka akan mengenal tentang lawan jenis..hmm no comment deh kalo hal ini. Intinya sebagai orang tua wajib mendidik sebaik mungkin agar tidak salah pergaulan dan tindakan.

Bila nanti saatnya telah tiba..mereka akan menikah..saya berharap mereka akan menikah sekitar umur 25 an, why ? karena umur kami berbeda jauh, jadi gak ada salahnya berharap masih ada kesempatan menggendong cucu yang lucu, amiin.

Bila nanti saatnya telah tiba..sebenarnya masih banyak lagi contohnya lainnya dan lebih detailnya tapi saya kira sudah cukup dan bila nanti saatnya telah tiba..akan saya update kembali ya.

Bila nanti saatnya telah tiba..ku ingin kau menjadi…

 

Terima Kasih Panasonic

Ulasan TV Panasonic Viera TH-40DS500G

Awalnya saya gak niat beli TV, itu walaupun TV kami sudah rusak sejak beberapa bulan lalu, namun dari pada ikut istri keliling belanja (tau kan klo cewe lagi milih” seperti apa, wkwkwk), lebih baik saya keliling juga di lokasi yang sama dengan anak. Berhentilah saya di tempat elektronik, pas banget saat itu depan layout TV dan sepertinya ada “ikatan” hati, hahaha.

Ya, TV yang saya lihat saat itu adalah Smart TV yang sudah Full HD dan mempunyai fitur Easy Mirroring, fitur lainnya merupakan standar buat saya. Walaupun TV saya sebelumnya juga Full HD, maka saya akan tetap mencari minimal Full HD kembali, jika ada rejeki lebih mungkin akan mencoba 4K, amiinn. Untuk Easy Mirroring juga pernah saya coba di TV kantor dan menarik untuk digunakan, selebihnya ya ingin mencoba Smart TV.

Setelah melalui pengecekan lebih dalam, sedalam lautan, akhirnya bungkus. Oh iya, alasan lainnya adalah, Customer Care Panasonic yang telah saya “kenal baik” walaupun belum ada barang elektronik saya merk Panasonic.

Berikut hasil informasi yang dapat saya sampaikan setelah beberapa bulan pemakaian dan mereset ulang TV tersebut :

  1. Entah kenapa saya tidak bisa mendapatkan lagi siaran digital, setelah direset, sebelumnya terdapat 2 channel.

Catatan : ternyata posisi antenna mempengaruhi channel tv dan sekitar bulan April 2022 stasiun TV di Indonesia memasuki era digital, hampir semuanya bisa didapatkan.

  1. Untuk koneksi Youtube beberapa kali freeze, harus direstart beberapa kali agar bisa masuk.

Catatan : ternyata bandwidth internet mempengaruhi ketika buka Youtube, sebelumnya bandwidth saya hanya 20 Mbps lalu upgrade ke 50 Mbps.

  1. Tombol Netflix dan UP berdekatan, terkadang saya salah tekan.
  2. Aplikasi remote TV tersedia juga di Play Store, yaitu TV Remote 2 dari Panasonic.

Catatan : sekitar tahun 2023 Panasonic telah mengeluarkan update aplikasi ke TV Remote 3.

  1. Saya mencoba menonton film dari USB dengan format .mkv, dari 2 film yang ada, hanya 1 yang berhasil dijalankan, untuk film 1 lagi muncul info “Player not supported”.

Mungkin sementara hanya beberapa point saja yang dapat saya infokan. Untuk fitur Easy Mirroring akan dibuat artikel terpisah dan informasi TV setelah direset ulang bisa dilihat gambar dibawah ini. Terima kasih.

 

Sejarah Singkat Website Ini

Sejarah Singkat Website Ini

“Lho kok beda lagi sih tampilannya ?”. Bagi yang pernah lihat website saya sebelumnya, mungkin akan berkata seperti itu J. Yup, sejak akhir 2016 saya pindah ke lain hati, eh CMS maksudnya. Pertama kali saya belajar membuat website sejak kelas 2 SMK dengan Ms. Front Page, yang masih pakai HTML. Hapal gitu semua kodenya ? Ya gak juga, kan tinggal klak-klik-klak-klik terus simpan dan upload deh. Singkatnya ada cara khusus lah, hahaha.

PHP !!! mungkin pernah mendengar dan mengalaminya juga ? tapi ini bukan Pemberi Harapan Palsu lho, adalah bahasa pemrograman juga untuk bikin website, tapi jujur yang ini saya angkat kaki langsung karena gak paham, setali tiga uang dengan temannya MySQL yang umumnya lebih banyak ke pembuatan database. Dreamweaver juga pernah colek sedikit, Macromedia Flash, wes ini pegangannya si anak Kampung Baru (klo dia belum pindah ya), Swish Max ini boleh di bilang versi mudah dari Macromedia Flash. Singkatnya lagi waktu itu kelas kami 2 TEL 5, menyabet semua gelar juara untuk pembuatan website dan tim saya juara 2.

Selang beberapa tahun, saya agak vakum di web sampai teman saya di Binus tanya, “Mi tau Joomla gak ? Ajarin dunk”, ya saya bilang gak tau, karena waktu itu saya kerja sebagai teknisi komputer bukan web design. Lantas saya coba pelajari CMS tersebut dan alhamdulillah, website pertama saya dibuat pakai Joomla 1.0. Domain yang pertama kali saya beli bukanlah domain website yang Anda buka saat ini, waktu itu domainnya nama lengkap saya tapi sekitar 5 tahun digunakan, akhirnya saya membeli domain baru yang saat ini sedang Anda buka. Alasan saya ganti domain adalah untuk mempersingkat saja, hehehe.

Tidak akan jadi website ini tanpa adanya hosting, setelah googling sana sini dapatlah saya hosting di suatu tempat yang jika saya cek saat ini sepertinya masih aktif (milik pribadi), alasannya adalah harga karena saat itu belum cukup dana, wkwkwk. Sekitar 5 tempat hosting telah saya coba dalam kurun waktu 8 tahun sehingga untuk mempersingkat waktu dan mencari pengalaman tambahan, saya menggunakan VPS sendiri.

Versi Joomla 1.0, 1.5, 2.5 dan 3.0 telah saya pelajari hingga akhirnya saya pindah ke CMS yang info dari pemakainya lebih baik dari yang saya pakai saat ini, jadi istilah don’t judge a book by its cover berlaku dalam hal ini, atau versi Indonya, tak kenal maka tak sayang wkwkwk. Pada Joomla setiap muncul versi terbaru saya harus merubahnya sesuai versinya. “Nya” dalam arti ini sangat luas karena saya cek dan re-cek kembali plugin, modul dan komponen pendukung website tersebut, singkatnya saya cukup kewalahan untuk meneruskannya.

Untuk CMS yang saya gunakan saat ini, dimana hingga detik ini masih selalu bisa menyesuaikan dengan semua plugin yang terpasang. Coba inilah coba itulah hingga harus re-install beberapa kali karena ada konflik plugin, jadi jika Anda melihat suatu artikel yang telah diposting lama tanpa komentar, kemungkinan ada 2 hal, memang tidak ada yang komentar atau ya karena saya posting ulang. Hidup ini sangat singkat, maka pergunakanlah untuk belajar agar mendapatkan hasil yang terbaik.

Akhirull kalam, hadirlah website ini sebagai penerapan dari ilmu yang telah saya dapatkan dan semoga berguna untuk saya pribadi dan juga bagi para pembacanya, amiin (mirip paragraph terakhir penutupan ceramah ya). Demikianlah info singkat, tepat dan padat dari saya mengenai sejarah berdirinya website ini #lebay J

Update Juli 2018 : Kok ada iklannya sih ? iya mohon maaf jika membuat tampilannya kurang berkesan, saya hanya ingin mencoba belajar Google AdSense, bukan karena masalah dana ya, hehehe.